Dansepeninggalku nanti, kalian akan melihat perselisihan yg sangat dahsyat, maka hendaklah kalian berpegang dgn sunnahku & sunnah para khulafaur Rasyidin yg mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah itu dgn gigi geraham, & jangan sampai kalian mengikuti perkara-perkara yg dibuat-buat, karena sesungguhnya semua bid'ah itu adl sesat. [HR. ibnumajah No.42]. Uf3v2h. Ilustrasi masjid. Foto UnsplashKhulafaur Rasyidin adalah para khalifah yang menggantikan kepemimpinan Islam setelah ditinggal wafat oleh Nabi Muhammad SAW. Jadi, setelah beliau wafat, posisi kepemimpinan pemerintahan dan umat diteruskan oleh mereka. Khulafaur Rasyidin berasal dari bahasa Arab yang terdiri atas dua kata, yaitu khulafa dan rasyidin. Secara bahasa, khulafa artinya banyak khalifah pemimpin. Adapun kata rasyidin berarti arif dan bijaksana. Jadi, Khulafaur Rasyidin mempunyai arti pemimpin yang arif dan bijaksana setelah Rasulullah wafat. Para Khulafaur Rasyidin terdiri atas para sahabat Rasulullah yang berkualitas tinggi dan baik. Adapun sifat-sifat yang mereka miliki antara arif dan bijaksana, berilmu yang luas dan mendalam, berani bertindak, berwibawa, belas kasihan dan kasih sayang, berilmu agama yang amat luas, serta melaksanakan hukum-hukum sahabat Nabi yang disebut Khulafaur Rasyidin berjumlah empat orang khalifah. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Khulafaur Rasyidin, simak uraian lengkapnya di bawah ini. Siapa Saja yang Termasuk Khulafaur Rasyidin?Ilustrasi masjid. Foto UnsplashKhulafaur Rasyidin terdiri dari empat orang sahabat Nabi yang tergolong sangat dekat, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Berlangsung selama 30 tahun kepemimpinan, keempatnya memiliki pencapaian yang berbeda-beda, baik dalam pemerintahan, kemapanan ekonomi, hingga soal ekspansi Islam ke negara-negara keempat sahabat tersebut, siapa nama Khulafaur Rasyidin yang pertama? Abu Bakar merupakan khalifah pertama yang meneruskan kepemimpinan pemerintahan Islam. Mengutip Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Periode Klasik, Pertengahan, dan Modern oleh Rizem Aizid 2021 187-225, adapun nama-nama Khulafaur Rasyidin dan biografinya dalam sejarah Islam adalah sebagai berikut. 1. Abu Bakar Ash-Shiddiq 11-13 HijriahAbu Bakar adalah orang pertama dari kalangan sahabat yang menjadi khalifah untuk meneruskan perjuangan setelah Rasulullah wafat. Beliau juga orang pertama yang memeluk Islam dan diberitakan akan masuk surga. Nama Abu Bakar sebelum masuk Islam adalah Abu Ka'bah, yang kemudian diganti Rasulullah menjadi Abdullah Abdullah Abi Quhafah At-Tamimi. Beliau lahir tahun 573 M, lebih muda 3 tahun dibandingkan Rasulullah. Abu Bakar merupakan orang yang menemani Rasulullah sejak beliau masuk Islam hingga wafat. Ia hampir tidak pernah berpisah dengan Rasulullah, kecuali saat diberi izin untuk melaksanakan ibadah haji dan berperang. Abu Bakar sendiri adalah julukan yang berarti pelopor pagi hari, karena beliau termasuk laki-laki yang pertama kali masuk Islam. Gelar As-Shiddiq yang berarti "benar" diperoleh Abu Bakar karena selalu membenarkan apa yang dikatakan Rasulullah. Gelar ini muncul sejak Abu Bakar tanpa pikir panjang langsung mempercayai peristiwa besar yang membuat gempar seisi Quraisy, yaitu Isra Miraj. Abu Bakar memangku jabatan khalifah selama 2 tahun tiga bulan. Masa itu dihabiskannya untuk mengatasi berbagai masalah dalam negeri yang muncul akibat wafatnya Nabi Muhammad. Selama periode kepemimpinannya tersebut, beberapa pencapaian yang diperoleh beliau di antaranyaMenanamkan budaya musyawarah dalam menyikapi suatu masalah. Apabila terjadi suatu perkara, Abu Bakar selalu mencari hukumnya dalam kitab pemerintah yang tertib, baik di pusat dan di politif bersifat sentral, sehingga kekuatan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat di tangan Abu Bakar. Menyusun dan menulis mushaf nabi palsu, Musailamah pasukan di bawah pimpinan Usamah bin Zaid untuk memerangi kaum Romawi sebagai realisasi dari rencanan Rasulullah sewaktu masih wilayah Islam keluar Arab hingga ke Syria dan Baitul Mal semacam lembaga keuangan dan mendistribusikan zakat kepada masyarakat. 2. Umar bin Khattab 13-23 HijriahBeliau lahir di Makkah pada tahun 583 M, 12 tahun lebih muda dari Rasullullah. Umar bin Khattab masuk Islam di tahun kelima kenabian. Beliau menjadi salah satu sahabat terdekat sekaligus pelindung utama Nabi. Berbeda dengan Abu Bakar yang terpilih secara aklamasi, Umar bin Khattab ditunjuk menjadi khalifah melalui wasiat yang diberikan Abu Bakar sebelum wafat. Umar bin Khattab termasuk salah satu sahabat dengan peranan yang paling menonjol dalam sejarah Islam. Beliau dikenal sebagai tokoh yang sangat bijaksana, kreatif, dan jenius. Sejumlah pencapaian yang diperoleh beliau selama menjadi Khulafaur Rasyidin, di antaranyaMemperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Meluasnya daerah ekspansi Islam ke beberapa wilayah, seperti Syria, Palestina, Mesir, dan kepengurusan administrasi negara yang terdiri dari khalifah, wali gubernur, dan dewan-dewan Al-Kharaj atau pajak tanah bagi tanah yang didapat dengan percetakan mata Utsman bin Affan 23-36 HijriahUtsman bin Affan menjadi khalifah melalui formatur sebanyak enam orang yang ditunjuk oleh Umar bin Khattab. Pada pemerintahannya, Utsman bin Affan mengalami masa kepemimpinan yang sulit. Bernama lengkap Utsman bin Affan bin Abil Ash bin Umayyah, beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, saat usianya 30 tahun. Latar belakang keluarganya terpandang, secara ekonomi juga sangat berkecukupan. Namun, kepribadiannya sederhana dan terkenal tidak tanggung-tanggung dalam menyalurkan hartanya di jalan Islam. Utsman bin Affan mendapat gelar Dzun Nurain, karena menikahi dua putri Rasulullah, yaitu Ruqayyah dan Ummu Kultsum berurutan setelah salah satunya meninggal.Meskipun mengalami awal kepemimpinan yang sulit setelah Umar bin Khattab meninggal, tapi masa kekhalifahan Utsman bin Affan termasuk yang paling makmur dan sejahtera. Selama pemerintahannya, pencapaian beliau yang paling terkenal di antaranyaMenyeragamkan cara baca Alquran dan mengumpulkan serta menyusunnya dalam satu tugas administrasi sistem militer angkatan Ali bin Abi Thalib 36-41 HijriahAli bin Abi Thalib adalah khalifah keempat yang berkuasa selama masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Beliau adalah putra paman terdekat Nabi, yaitu Abi Thalib. Ali bin Abi Thalib dilahirkan sepuluh tahun sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul. Ali menjadi orang pertama yang masuk Islam dari kalangan anak-anak, saat itu usianya baru 10 salah satu orang yang pertama memeluk Islam, Ali bin Abi Thalib telah terlibat dalam berbagai peran besar sejak masa kenabian. Beberapa pencapaian yang diperoleh saat beliau menjadi Khulafaur Rasyidin selama sekitar lima tahun di antaranyaMemperbaiki sistem pengelolaan kekuangan dengan menarik kembali harta atau tanah para pejabat yang dihadiahkan oleh pemerintahan Utsman bin Affan. Menyebarkan Islam hingga ke daerah Barat pusat pemerintahan Islam, dari Madinah ke pusat ilmu tasfir, ilmu hadis, dan ilmu pengetahuan lainnya. Mengganti pejabat-pejabat yang dinilai kurang ilmu nahwu atau ilmu tata bahasa Khulafaur Rasyidin Hanya Berjumlah 4 Orang Saja?Ilustrasi Alquran. Foto UnsplashSeperti yang telah disebutkan, Khulafaur Rasyidin hanya berjumlah empat orang saja. Mengapa demikian? Disebut Khulafaur Rasyidin dan hanya berjumlah empat orang karena mereka punya keistimewaan khusus daripada yang lain. Meskipun yang setelahnya juga sahabat, tapi tidak memiliki keistimewaan seperti yang mereka miliki. Hal tersebut dijelaskan dalam hadis riwayat At-Tirmidzi, Nabi Muhammad bersabda yang artinya"Hendaklah kalian berpegang dengan sunahku dan sunah para Khulafaur Rasyidin setelahku, gigitlah dengan gigi geraham." HR. At-TirmidziSetelah itu, Nabi juga bersabda "Kekhalifahan setelahku adalah 30 tahun." HR. Ahmad, Abu Dawud, dan At-TirmidziBerdasarkan hadis tersebut, Asy-Syaikh Al-Albani dalam Irwaul Ghalil menjelaskan bahwa akhir dari kekhalifahan adalah masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Khalifah Islam Ada Berapa?Ilustrasi masjid. Foto UnsplashMeskipun khalifah yang termasuk dalam Khulafaur Rasyidin berjumlah empat orang saja, pemerintahan Islam setelah itu masih diduduki oleh para khalifah sejarah Islam, kekhalifahan dibagi menjadi empat periode, yaitu Khilafah Rasyidah, Khilafah Bani Umayyah, Khilfah Bani Abbasiyah, dan Khilafah Bani Utsmaniyyah. Mengutip laman SD Al-Rasyid Pekanbaru, berikut jumlah khalifah Islam sesuai dengan periode kekhalifannya. Khilafah Rasidah terdiri dari lima orang sahabat Nabi yang menjadi khalifah secara bergantian, mulai dari Abu Bakar hingga Al-Hasan bin Ali. Khilafah Bani Umayyah terdiri dari 14 orang khalifah, dimulai dari Mu'awiyyah bin Abi Sufyan hingga Marwan bin Muhammad. 3. Khilafah Bani AbbasiyahKhilafah Bani Abasiyah terdiri dari 55 orang khalifah, dimulai dari Abul Abbas Al-Safaah hingga Al-Mutawakil Ala Al-Allah IV. 4. Khilafah Bani UtsmaniyyahKhilafah Bani Utsmaniyyah terdiri dari 30 orang khalifah, dimulai dari Salim I sampai Abdul Majid II. Jadi, khalifah Islam keseluruhan berjumlah 104 orang yang memimpin pemerintahan Islam, dengan 4 orang di antaranya merupakan Khulafaur Rasyidin. Sekarang kita bahas soal Sunnah. Kita tahu Sunnah Nabi itu defisininya adalah perkataan aqwal, perbuatan afโ€™al dan penetapan taqrir dari Nabi Muhammad. Kita fokus pada perbuatan Nabi, sebagaimana diulas dalam kitab karya Syekh Wahbah az-Zuhaili yang berjudul Ushul al-Fiqh al-Islamiy jilid 1, halaman 478-440.Perbuatan Nabi itu ada tiga macam. Kita akan simak mana yang merupakan perbuatan yang berimplikasi syarโ€™i kepada kita selaku perbuatan jibliyah yang dilakukan beliau SAW dalam kapasitas sebagai manusia biasa, seperti duduk, berdiri, atau mayoritas ulama mengatakan tidak wajib mengikuti perbuatan Nabi yang dilakukan secara fitrah kemanusiannya. Namun ada yang berpendapat hal itu tetap dianjurkan untuk mengikuti Nabi seperti yang dicontohkan oleh sahabat Nabi, Abdullah bin Umar sampean mau ikut jumhur ulama gak? Kalau ikut jumhur, berarti perbuatan Nabi kategori pertama ini tidak wajib kita ikuti. Namun kalau sampean ingin mengikutinya silakan saja, karena hal itu juga sudah dicontohkan oleh Abdullah bin Umar RA. Hanya jangan memaksa orang lain untuk mengikuti pemahaman sampean atau menganggap orang lain tidak nyunnah karena tidak ikut cara duduk, berdiri, tidur, makan-minumnya Nabi Muhammad SAW. Boleh jadi kawan sampean itu justru mengikuti pendapat mayoritas perbuatan khusus yang dilakukan oleh Nabi saja dan bukan kewajiban untuk umatnya. Misalnya Nabi puasa terus menerus, wajib shalat tahajud, boleh menikah lebih dari 4, dan seterusnya. Perbuatan itu hanya khusus bagi Rasul SAW dan tidak disyariatkan untuk kita sebagai perkara yang wajib Rasul selain kedua jenis di atas menjadi tasyriโ€™ yg berlaku bagi kita. Kita dituntut untuk mengikuti dan meneladaninya. Untuk itu harus diketahui status perbuatan itu bagi kita apakah wajib, sunnah atau mubah. Ketetuannya adalah sebagai berikut. Ini artinya perbuatan Nabi dalam kategori ketiga ini punya konsekuensi hukum, namun tetap harus dipilah lagi.a perbuatan yang menjadi bayan penjelas atas kemujmalan ayat Qurโ€™an; atau yang menjadi taqyid pengait atas kemutlaqan dan sebagai takhsis pengkhusus atas keumumannya. Ini sudah masuk istilah teknis yg dibahas para pakar Ushul al-Fiqh. Sampean mesti cek sendiri istilah mubayan-mujmal, mutlaq-muqayyad, dan am-khas dalam kitab-kitab Ushul al-Fiqh. Gak mungkin tuntas semuanya dijelaskan dalam catatan saya ini. Harus ngaji di pondok untuk kita lanjut, yang bisa kita jelaskan di siniStatus hukum perbuatan ini mengikuti status seruan yang dijelaskan al-mubayyan. Jika yang dijelaskan oleh perbuatan Nabi itu wajib maka hukum perbuatan itu wajib. Jika yang dijelaskan sunnah maka sunnah melakukannya. Jika yang dijelaskan mubah maka mubah pula artinya tidak semua hal yang dilakukan Nabi itu wajib kita ikuti, terkadang hukumnya hanya sunnah dianjurkan, atau mubah boleh mengikutinya-boleh pula tidak.Contoh, perbuatan Nabi SAW dalam bentuk shalat merupakan bayan atas perintah shalat dlm al-Qurโ€™an. Hal itu dinyatakan secara tegas sharih dalam sabda Rasul saw.โ€ŽุตูŽู„ูู‘ูˆู’ุง ูƒูŽู…ูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูู…ููˆู’ู†ููŠู’ ุฃูุตูŽู„ูู‘ู‰ยปโ€œโ€ŽShalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.โ€Maka shalat mengikuti tata cara yang dilakukan Nabi itu sebuah keharusan. Namun bagaimana tata caranya, para ulama bisa berbeda-beda lagi memahaminya tergantung berbagai narasi yang mereka terima hasil laporan pandangan mata para Sahabat dalam melihat Nabi Rasulullah SAW dalam melaksanakan haji merupakan bayan atas seruan berhaji. Hal itu dinyatakan secara sharih dalam sabda Rasul saw.โ€Žุฎูุฐููˆู’ุง ุนูŽู†ูู‘ูŠู’ ู…ูŽู†ูŽุงุณููƒูŽูƒูู…ู’ยปโ€Žโ€Ambillah dariku tata cara haji kalian.โ€โ€ŽBegitu juga contoh soal batas potong tangan dan batas berwudhu sampai siku, meski ayat al-Qurโ€™an tidak menjelaskannya dengan rinci. Sunnah Nabi-lah yang menjelaskan perbuatan ini bayan mengikuti apa yg dijelaskan al-mubayan sehingga kemungkinan hukumnya bisa wajib, sunnah atau mubah. Sampai di sini, menentukan hukum mengikuti perbuatan Nabi tergantung qarinah indikasinya apakah wajib, sunnah atau mubah.b Perbuatan Rasulullah SAW juga ada yang dilakukan tanpa ada tujuan untuk menerangkan, atau menjelaskan sesuatu seperti di atas. Ini membutuhkan penelaahan. Kadang ada perbuatan Rasul yang tidak diketahui sifatnya apa mengandung hukum syaraโ€™ atau tidak. Maka para ulama mengkajinya dengan detil dan mendalam sebelum sampai pada analisa terhadap dalil itu sebuah keniscayaan. Bukan langsung โ€œdikunyahโ€ begitu saja hanya berdasarkan terjemahan hadits yang diviralkan di diketahui sifat perbuatan Nabi itu mengandung hukum syaraโ€™ baik wajib, mandub atau mubah maka kita sebagai umatnya mengamalkannya juga. Ini pendapat yang lebih pas menurut Imam Syawkani berdasarkan dalil Qurโ€™an dan tradisi sahabat jika perbuatan tersebut tidak diketahui hukumnya maka ada dua kemungkinan, yaitu terdapat sifat pendekatan diri kepada Allah qurbah atau tidak. Jika iya, maka hukum mengikutinya adalah sunnah, seperti shalat sunnah dua rakaat yang dilakukan oleh Rasul tidak secara terus menerus kadang dikerjakan, kadang tidak. Maka ini indikasi mengikutinya itu hukumnya mandub dianjurkan. Hal ini karena dalam shalat dua rakaat itu ada unsur taqarub menurut Imam Malik perintah amr mengikuti Nabi itu wajib. Perbuatan Nabi SAW yang kadang mengerjakan, kadang tidak semata menunjukkan adanya thalab al-fiโ€™li tuntutan agar dilaksanakan. Di sini para ulama berbeda biasa aja lagi kalau ulama beda pendapat. Paham yah. Gak usah marah-marah tetapi, jika tidak ditemukan sifat qurbah karena berada dalam wilayah muโ€™amalah, bukan ibadah seperti contohnya jual beli, dan akad muzaraโ€™ah yg dilakukan oleh Nabi, maka hukum mengikutinya hanya mubah menurut Imam Malik. Ini pendapat yang dipilih oleh Ibn al-Hajib. Namun, lagi-lagi ulama berbeda pandangan, karena menurut Imam Syafiโ€™i itu masuk kategori dianjurkan mandub. Ini juga merupakan pendapat dari kebanyakan ulama sampai di sini ternyata perkara perbuatan afโ€™al Nabi mana yang harus diikuti, dan mana yang tidak punya konsekuensi hukum panjang diskusinya. Tidak semudah sebagian kalangan yang dengan enteng mengklaim ini dan itu sebagai sunnah Nabi yang harus kita ikuti. Ternyata para ulama mengajarkan kita untuk memilah dan menelaahnya terlebih bahan perbandingan kajian dari kitab Ushul al-Fiqh al-Islamiy karya Syekh Wahbah az-Zuhaili ini bisa kita compare dg apa yang dibahas oleh Imam al-Amidi, dalam kitabnya al-Ihkam fi Usul al-Ahkam, seperti pernah saya ulas di sini ngaji kita hari ini. Semoga bermanfaat, bi la ilma lana illa ma allamtana innaka antal alimul hakim Maha Suci Englau Ya Allah, sungguh kami tidak punya ilmu apapun kecuali apa-apa yg telah Engkau ajarkan kepada kami ุณู†ู† ุงุจู† ู…ุงุฌู‡ ูขูค ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ู ุจู’ู†ู ุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏูŽ ุจู’ู†ู ุจูŽุดููŠู’ุฑู ุจู’ู†ู ุฐูŽูƒู’ูˆูŽุงู†ูŽ ุงู„ุฏู‘ูู…ูŽุดู’ู‚ููŠู‘ู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุงู„ู’ูˆูŽู„ููŠู’ุฏู ุจู’ู†ู ู…ูุณู’ู„ูู…ู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ู ุจู’ู†ู ุงู„ู’ุนูŽู„ูŽุงุกู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ููŠู’ ูŠูŽุญู’ูŠูŽู‰ ุจู’ู†ู ุฃูŽุจููŠ ุงู„ู’ู…ูุทูŽุงุนู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽู…ูุนู’ุชู ุงู„ู’ุนูุฑู’ุจูŽุงุถูŽ ุจู’ู†ูŽ ุณูŽุงุฑููŠูŽุฉูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ู‚ูŽุงู…ูŽ ูููŠู’ู†ูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽ ุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฐูŽุงุชูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู ููŽูˆูŽุนูŽุธูŽู†ูŽุง ู…ูŽูˆู’ุนูุธูŽุฉู‹ ุจูŽู„ููŠู’ุบูŽุฉู‹ ูˆูŽุฌูู„ูŽุชู’ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุงู„ู’ู‚ูู„ููˆู’ุจู ูˆูŽ ุฐูŽุฑูŽููŽุชู’ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุงู„ู’ุนููŠููˆู’ู†ู ููŽู‚ููŠู’ู„ูŽ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุนูŽุธู’ุชูŽู†ูŽุง ู…ูŽูˆู’ุนูุธูŽุฉูŽ ู…ููˆูŽุฏู‘ูุนู ููŽุงุนู’ู‡ูŽุฏู’ ุฅูู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ุจูุนูŽู‡ู’ุฏู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ู’ุนู ูˆูŽ ุงู„ุทู‘ูŽุงุนูŽุฉู ูˆูŽ ุฅูู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู‹ุง ุญูŽุจูŽุดููŠู‘ู‹ุง ูˆูŽ ุณูŽุชูŽุฑูŽูˆู’ู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏููŠู’ ุงุฎู’ุชูู„ูŽุงูู‹ุง ุดูŽุฏููŠู’ุฏู‹ุง ููŽุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุณูู†ู‘ูŽุชููŠู’ ูˆูŽ ุณูู†ู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู’ู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู‡ู’ุฏููŠู‘ููŠู’ู†ูŽ ุนูŽุถู‘ููˆู’ุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุจูุงู„ู†ู‘ูŽูˆูŽุงุฌูุฐู ูˆูŽ ุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ูˆูŽ ุงู„ู’ุฃูู…ููˆู’ุฑูŽ ุงู„ู’ู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชู ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ูƒูู„ู‘ูŽ ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุถูŽู„ูŽุงู„ูŽุฉูŒ. Sunan Ibnu Mฤjah 42 Telah menceritakan kepada kami Abdullฤh bin Aแธฅmad bin Basyฤซr bin Dzakwฤn ad-Dimasyqฤซ berkata Telah menceritakan kepada kami al-Walฤซd bin Muslim berkata Telah menceritakan kepada kami Abdullฤh bin al-Alฤโ€™ berkata Telah menceritakan kepadaku Yaแธฅyฤ bin Abil-Muthฤ ia berkata Aku mendengar Irbฤdh bin Sฤriyah berkata โ€œPada suatu hari Rasลซlullฤh shallallฤhu alaihi wa sallam berdiri di tengah-tengah kami. Beliau memberi nasihat yang sangat menyentuh, membuat hati menjadi gemetar, dan airmata berlinangan. Lalu dikatakan โ€œWahai Rasลซlullฤh, engkau telah memberikan nasihat kepada kami satu nasihat perpisahan, maka berilah kami satu wasiat.โ€ Beliau bersabda โ€œHendaklah kalian bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat meski kepada seorang budak Habasyi. Dan sepeninggalku nanti, kalian akan melihat perselisihan yang sangat dahsyat, maka hendaklah kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham, dan jangan sampai kalian mengikuti perkara-perkara yang dibuat-buat, karena sesungguhnya semua bidโ€™ah itu adalah sesat.โ€œDerajat Syaikh al-Albani SAD 3991; MA 16521, 16522; SD ุงุจู† ู…ุงุฌู‡ ูฃูค ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุฅูุณู’ู…ูŽุงุนููŠู’ู„ู ุจู’ู†ู ุจูุดู’ุฑู ุจู’ู†ู ู…ูŽู†ู’ุตููˆู’ุฑู ูˆูŽ ุฅูุณู’ุญูŽุงู‚ู ุจู’ู†ู ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽูˆู‘ูŽุงู‚ู ู‚ูŽุงู„ูŽุง ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ู†ู ุจู’ู†ู ู…ูŽู‡ู’ุฏููŠู‘ู ุนูŽู†ู’ ู…ูุนูŽุงูˆููŠูŽุฉูŽ ุจู’ู†ู ุตูŽุงู„ูุญู ุนูŽู†ู’ ุถูŽู…ู’ุฑูŽุฉูŽ ุจู’ู†ู ุญูŽุจููŠู’ุจู ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุจู’ู†ู ุนูŽู…ู’ุฑููˆ ุงู„ุณู‘ูู„ูŽู…ููŠู‘ู ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ุณูŽู…ูุนูŽ ุงู„ู’ุนูุฑู’ุจูŽุงุถูŽ ุจู’ู†ูŽ ุณูŽุงุฑููŠูŽุฉูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ูˆูŽุนูŽุธูŽู†ูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽ ุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู…ูŽูˆู’ุนูุธูŽุฉู‹ ุฐูŽุฑูŽููŽุชู’ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุงู„ู’ุนููŠููˆู’ู†ู ูˆูŽ ูˆูŽุฌูู„ูŽุชู’ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุงู„ู’ู‚ูู„ููˆู’ุจู ููŽู‚ูู„ู’ู†ูŽุง ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽ ู‡ุฐูู‡ู ู„ูŽู…ูŽูˆู’ุนูุธูŽุฉู ู…ููˆูŽุฏู‘ูุนู ููŽู…ูŽุงุฐูŽุง ุชูŽุนู’ู‡ูŽุฏู ุฅูู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุฏู’ ุชูŽุฑูŽูƒู’ุชููƒูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุจูŽูŠู’ุถูŽุงุกู ู„ูŽูŠู’ู„ูู‡ูŽุง ูƒูŽู†ูŽู‡ูŽุงุฑูู‡ูŽุง ู„ูŽุง ูŠูŽุฒููŠู’ุบู ุนูŽู†ู’ู‡ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏููŠู’ ุฅูู„ู‘ูŽุง ู‡ูŽุงู„ููƒูŒ ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุนูุดู’ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ููŽุณูŽูŠูŽุฑูŽู‰ ุงุฎู’ุชูู„ูŽุงูู‹ุง ูƒูŽุซููŠู’ุฑู‹ุง ููŽุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูู…ูŽุง ุนูŽุฑูŽูู’ุชูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุณูู†ู‘ูŽุชููŠู’ ูˆูŽ ุณูู†ู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู’ู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู‡ู’ุฏููŠู‘ููŠู’ู†ูŽ ุนูŽุถู‘ููˆู’ุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุจูุงู„ู†ู‘ูŽูˆูŽุงุฌูุฐู ูˆูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุงู„ุทู‘ูŽุงุนูŽุฉู ูˆูŽ ุฅูู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู‹ุง ุญูŽุจูŽุดููŠู‘ู‹ุง ููŽุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ู ูƒูŽุงู„ู’ุฌูŽู…ูŽู„ู ุงู„ู’ุฃูŽู†ููู ุญูŽูŠู’ุซูู…ูŽุง ู‚ููŠู’ุฏูŽ ุงู†ู’ู‚ูŽุงุฏูŽ. ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ูŠูŽุญู’ูŠูŽู‰ ุจู’ู†ู ุญูŽูƒููŠู’ู…ู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู’ู…ูŽู„ููƒู ุจู’ู†ู ุงู„ุตู‘ูŽุจู‘ูŽุงุญู ุงู„ู’ู…ูุณู’ู…ูŽุนููŠู‘ู. ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุซูŽูˆู’ุฑู ุจู’ู†ู ูŠูŽุฒููŠู’ุฏูŽ ุนูŽู†ู’ ุฎูŽุงู„ูุฏู ุจู’ู†ู ู…ูŽุนู’ุฏูŽุงู†ูŽ ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ู†ู ุจู’ู†ู ุนูŽู…ู’ุฑููˆ ุนูŽู†ู’ ุงู„ู’ุนูุฑู’ุจูŽุงุถู ุจู’ู†ู ุณูŽุงุฑููŠูŽุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุจูู†ูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽ ุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุตูŽู„ูŽุงุฉูŽ ุงู„ุตู‘ูุจู’ุญู ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูŽู‚ู’ุจูŽู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ุจููˆูŽุฌู’ู‡ูู‡ู ููŽูˆูŽุนูŽุธูŽู†ูŽุง ู…ูŽูˆู’ุนูุธูŽุฉู‹ ุจูŽู„ููŠู’ุบูŽุฉู‹ ููŽุฐูŽูƒูŽุฑูŽ Ibnu Mฤjah 43 Telah menceritakan kepada kami Ismฤฤซl bin Bisyr bin Manshลซr dan Isแธฅฤq bin Ibrฤhฤซm as-Sawwฤq keduanya berkata Telah menceritakan kepada kami Abd-ur-Raแธฅmฤn bin Mahdฤซ, dari Muฤwiyah bin Shฤliแธฅ, dari Dhamrah bin แธคabฤซb, dari Abd-ur-Raแธฅmฤn bin Amru as-Sulamฤซ bahwasanya ia mendengar Irbฤdh bin Sฤriyah berkata Rasลซlullฤh shallallฤhu alaihi wa sallam memberi kami satu nasihat yang membuat air mata mengalir dan hati menjadi gemetar. Maka kami berkata kepada beliau โ€œYa Rasลซlullฤh, sesungguhnya ini merupakan nasihat perpisahan, lalu apa yang engkau wasiatkan kepada kami?โ€ Rasลซlullฤh shallallฤhu alaihi wa sallam bersabda โ€œAku telah tinggalkan untuk kalian petunjuk yang terang, malamnya seperti siang. Tidak ada yang berpaling darinya setelahku melainkan ia akan binasa. Barang siapa di antara kalian hidup, maka ia akan melihat banyaknya perselisihan. Maka kalian wajib berpegang teguh dengan apa yang kalian ketahui dari sunnahku, dan sunnah para Khulafฤโ€™-ur-Rฤsyidฤซn yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham. Hendaklah kalian taat meski kepada seorang budak แธคabasyi. Orang mukmin itu seperti seekor unta jinak, di mana saja dia diikat dia akan menurutinya.โ€œ Telah menceritakan kepada kami Yaแธฅyฤ bin แธคakฤซm berkata Telah menceritakan kepada kami Abd-ul-Mฤlik bin ash-Shabbฤแธฅ al-Mismaฤซ berkata Telah menceritakan kepada kami Tsaur bin Yazฤซd, dari Khฤlid bin Madฤn, dari Abd-ur-Raแธฅmฤn bin Amru, dari Irbฤdh bin Sฤriyah ia berkata โ€œRasลซlullฤh shallallฤhu alaihi wa sallam mengimami kami pada shalat Shubuh, kemudian Beliau berpaling kepada kami dan memberi nasihat yang sangat menyentuh.โ€ Lalu ia menyebutkan sebagaimana dalam hadits di Syaikh al-Albani MA pada 20 Agustus Dari 457 372Kali.